28 November 2011

Penyebab Tercemarnya Teluk Jakarta

Menumpuknya sampah di Teluk Jakarta diakibatkan oleh perilaku masyarakat di Jakarta dan sekitarnya yang dengan seenaknya membuang sampah ke sungai. Kesadaran masyarakat yang rendah ini mengakibatkan hampir seluruh sungai yang melintas di Jakarta menjadi semacam "tempat sampah". Apabila kita melintas di pinggir sungai-sungai itu, kita akan menyaksikan bagaimana masyarakat dengan tanpa rasa bersalah membuang limbah rumah tangganya ke dalam sungai tersebut.

Gambar 2.1 - Tumpukan sampah di pinggiran Teluk Jakarta
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah, sebanyak 6500 ton sampah dihasilkan masyarakat dan pelaku industri di Jakarta per harinya (mencapai 2,8 km2 ). Dan sekitar 10 % dari jumlah tersebut tidak terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA), sehingga banyak tangan-tangan jahil yang akhirnya membuang sampah tersebut ke sungai. Dari keseluruhan sampah itu, 90 persennya langsung dibuang di 13 aliran sungai yang bermuara di perairan Teluk Jakarta. Akibatnya, ke 13 sungai di Jakarta ini mengalami pencemaran yang parah dan sampah-sampah ini bermuara di Teluk Jakarta.

Bayangkan ada berapa banyak sampah yang tidak tertampung di TPA setiap hari? 10% dari 6500 ton adalah 650 ton, apabila dirata-ratakan sampah yang dihasilkan kota Jakarta setiap harinya adalah 6500 ton, dan 650 ton tidak dapat tertampung di TPA, maka untuk sebulan akan ada 19500 ton sampah yang 'terlantar'. Dari 13 muara sungai yang bermuara di Teluk Jakarta, setiap hari menumpuk 161 ton sampah yang memenuhi area seluas 514  km2. Tercatat ada 161 ton sampah yang berasal dari 13 muara sungai mengalir ke Teluk Jakarta perharinya. Dan apabila sampah yang terlantar tersebut semuanya dibuang ke sungai dan terakumulasi di Teluk Jakarta, maka tak heran melihat kondisi Teluk Jakarta seperti sekarang ini, dipenuhi dengan sampah.

Selain sampah, Teluk Jakarta juga terkotori dengan limbah. Terutama limbah industri yang berada di sekitar teluk. Sekitar 42 % Teluk Jakarta telah tercemar oleh limbah dari 21 industri yang ada di sekitarnya. Hal ini membuat air di Teluk Jakarta tercemar logam berat. Kondisi standar perairan hanya mengandung Pb (timbal) dan Cd (Cadmium) sebanyak 0,01 ppm (part per million). Sementara kadar logam berat di Teluk Jakarta telah melewati batas keadaan standar tersebut.

Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta Utara Iswardi, menuturkan buruknya pelaku industri dalam  membuat Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana Penataan Lingkungan(RPL) ikut menambah pencemaran di Teluk Jakarta. Pencemaran tidak akan terjadi kalau pelaku industri membuat RKL serta RPL dengan baik. Teluk Jakarta semakin parah setelah  menanggung beban sampah yang besar setiap hari.

Berdasarkan data yang ada, saat ini Teluk Jakarta dipenuhi sampah hingga 161 ton per hari yang memenuhi area seluas 514 km2. kadar COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biological Oxygen Demand) juga masih tinggi. Selain cara sembunyi, ada industri yang menggelontorkan limbahnya langsung ke laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar