Save Jakarta Bay
This Blog was created to complete a final assignment for lecture of Sistem Alam Semesta
30 November 2011
Teluk Jakarta, Oh Teluk Jakarta.....
Teluk Jakarta, Under Pressure (lang ID) by gekkostudio
Click this link below to see the video from the source :)
Teluk Jakarta Under Pressure
28 November 2011
Kadar Logam Berat di Teluk Jakarta
Proses Industrialisasi memang menimbulkan efek negatif,dengan adanya bahan sisa industri, baik yang berbentuk cair, maupun yang berbentuk padat dapat berpengaruh dan menimbulkan banyak akibat bagi lingkungan sekitarnya. Bilamana sisa-sisa tersebut dilepaskan ke perairan bebas, akan terjadi perubahan nilai dari perairan itu baik kualitas maupun kuantitas sehingga perairan dapat dianggap tercemar.
Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya yaitu logam berat tidak dapat dihancurkan (nondegradable) oleh organisme hidup di lingkungan dan terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan membentuk senyawa komplek bersama bahan organic dan anorganik secara adsorbsi dan kombinasi. Biota air yang hidup dalam perairan tercemar logam berat, dapat mengakumulasi logam berat tersebut dalam jaringan tubuhnya. Faktor lingkungan perairan seperti pH, kesadahan, temperatur dan salinitas juga mempengaruhi daya racun logam berat. Penurunan pH air akan menyebabkan daya racun logam berat semakin besar.
Bagian Barat Teluk Jakarta
Dari hasil analisa menunjukkan bahwa kadar logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni) dalam sedimen yang ditemukan didominasi oleh logam Seng (Zn) dengan urutan sebagai berikut Zn > Cu > Pb > Ni > Cd baik pada bulan Juni 2003 maupun September 2003. Pada bulan Juni 2003 kisaran logam berat Zn = 82,18-533,59 ppm, Cu = 15,81-193,75 ppm,Pb = 8,49-31,22 ppm, Ni = 5,95–21,69 ppm dan Cd = 0,08-0,47 ppm. Sedangkan pada bulan Agustus 2003 logam berat Zn berkisar antara 84,12-258,82 ppm, Cu = 13,81-63,45 ppm, Pb = 13,08-27,95 ppm, Ni = 5,98-10,83 ppm dan Cd = <0,001-0,20 ppm.
Hampir semua logam yang diukur ditemukan di perairan bagian Barat Teluk Jakarta dalam jumlah relatif tinggi, kecuali cadmium (Cd) ditemukan dalam jumlah sangat kecil (< 0,001 – 0,47 ppm). Lokasi ditemukannya logam berat dalam kadar tinggi tersebut merupakan lokasi pembuangan limbah dari PLTU dan tempat bersandar kapal-kapal yang selesai bongkar muat barang-barang yang diperlukan oleh industri danmasyarakat yang ada disekitar lokasi tersebut. Pada umumnya muara sungai mengalami proses terjadinya sedimentasi, dimana logam yang sukar mengalami proses pengenceran yang berada di kolom air lama kelamaan akan turun ke dasardan mengendap dalam sedimen, sehingga kadar logam tersebut cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dengan nilai pH yang bersifat basa (pH = 7,37-8,22 %o) di mana logam tersebut sukar larut dan akan mengendap ke dasar perairan.
Tingginya kadar logam berat dalam sedimen di perairan bagian Barat Teluk Jakarta menunjukkan bahwa terjadi akumulasi dalam sedimen, hal ini terlihat bahwa bagian Barat Teluk umumnya mempunyai karakter sedimen yang berupa lumpur halus dengan permukaan hitam Abu-abu dan berbau busuk.
Bagian Tengah Teluk Jakarta
Dari hasil analisa menunjukkan bahwa kadar logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni) dalam sedimen yang ditemukan di perairan bagian Tengah Teluk Jakarta didominasi oleh logam Seng (Zn) seperti yang ada di bagian Barat Teluk Jakarta dengan urutan sebagai berikut Zn > Cu > Pb > Ni > Cd.
Hampir semua logam yang diukur ditemukan di perairan bagian Tengah Teluk Jakarta dalam jumlah relatif tinggi, kecuali cadmium (Cd) ditemukan dalam jumlah sangat kecil (< 0,001 – 0,09 ppm). Lokasi ditemukannya logam berat tersebut merupakan lokasi pembuangan limbah dari air balas dari kapal-kapal yang bersandar kapal-kapal yang selesai bongkar muat barang-barang yang diperlukan oleh industri dan masyarakat yang ada disekitar lokasi tersebut. Kadar logam Zn, Pb dan Cu yang cukup tinggi dapat dibuktikan bahwa sedimen tersebut mengandung cangkang biota bentik seperti cangkang kerang (molluska-bivalvia), pecahan karang, cangkang cacing tabung dari famili Chaetopteridae dan foraminifera dengan tinggi kadar logam tersebut, sehingga biota yang hidup didalam sedimen telah mati.
Hasil pengamatan logam berat Cu di perairan bagian Tengah Teluk Jakarta yang berkisar antara 3,36-50,65 ppm.Sedangkan kadar Zn di perairan bagian Tengah Teluk Jakarta berkisar anatara 71,13-230,54 ppm. Kadar logam Ni di perairan bagian Tengah Teluk Jakarta ini.
Bagian Timur Teluk Jakarta
Dari hasil analisa kadar logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni) dalam sedimen yang ditemukan di perairan bagian Timur Teluk Jakarta yang cukup tinggi pada umumnya adalah logam Seng (Zn) seperti yang ada di bagian Barat dan Tengah Teluk Jakarta dengan urutan sebagai berikut Zn > Cu > Pb > Ni > Cd.
Hampir semua logam yang diukur ditemukan di perairan bagian Timur Teluk Jakarta dalam jumlah relatip tinggi, kecuali cadmium (Cd) ditemukan dalam jumlah sangat kecil (< 0,001 – 0,35 ppm). Kadar logam berat yang cukup tinggi pada umumnya ditemukan pada lokasi-lokasi yang lebih dekat ke pantai, menunjukkan bahwa sumber logam tersebut berasal dari aktivitas di darat. Bagian Timur Teluk Jakarta kondisi sedimenya merupakan percampuran antara pasir berlumpur dimana komposisi sedimen tersebut berpori-pori cukup besar, dimana daya adsorbsi sedimen terhadap logam cukup rendah, sehingga kadar logam berat rendah.
Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya yaitu logam berat tidak dapat dihancurkan (nondegradable) oleh organisme hidup di lingkungan dan terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan membentuk senyawa komplek bersama bahan organic dan anorganik secara adsorbsi dan kombinasi. Biota air yang hidup dalam perairan tercemar logam berat, dapat mengakumulasi logam berat tersebut dalam jaringan tubuhnya. Faktor lingkungan perairan seperti pH, kesadahan, temperatur dan salinitas juga mempengaruhi daya racun logam berat. Penurunan pH air akan menyebabkan daya racun logam berat semakin besar.
Gambar 3.1 - Taluk Jakarta berwarna hitam |
Bagian Barat Teluk Jakarta
Dari hasil analisa menunjukkan bahwa kadar logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni) dalam sedimen yang ditemukan didominasi oleh logam Seng (Zn) dengan urutan sebagai berikut Zn > Cu > Pb > Ni > Cd baik pada bulan Juni 2003 maupun September 2003. Pada bulan Juni 2003 kisaran logam berat Zn = 82,18-533,59 ppm, Cu = 15,81-193,75 ppm,Pb = 8,49-31,22 ppm, Ni = 5,95–21,69 ppm dan Cd = 0,08-0,47 ppm. Sedangkan pada bulan Agustus 2003 logam berat Zn berkisar antara 84,12-258,82 ppm, Cu = 13,81-63,45 ppm, Pb = 13,08-27,95 ppm, Ni = 5,98-10,83 ppm dan Cd = <0,001-0,20 ppm.
Hampir semua logam yang diukur ditemukan di perairan bagian Barat Teluk Jakarta dalam jumlah relatif tinggi, kecuali cadmium (Cd) ditemukan dalam jumlah sangat kecil (< 0,001 – 0,47 ppm). Lokasi ditemukannya logam berat dalam kadar tinggi tersebut merupakan lokasi pembuangan limbah dari PLTU dan tempat bersandar kapal-kapal yang selesai bongkar muat barang-barang yang diperlukan oleh industri danmasyarakat yang ada disekitar lokasi tersebut. Pada umumnya muara sungai mengalami proses terjadinya sedimentasi, dimana logam yang sukar mengalami proses pengenceran yang berada di kolom air lama kelamaan akan turun ke dasardan mengendap dalam sedimen, sehingga kadar logam tersebut cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dengan nilai pH yang bersifat basa (pH = 7,37-8,22 %o) di mana logam tersebut sukar larut dan akan mengendap ke dasar perairan.
Tingginya kadar logam berat dalam sedimen di perairan bagian Barat Teluk Jakarta menunjukkan bahwa terjadi akumulasi dalam sedimen, hal ini terlihat bahwa bagian Barat Teluk umumnya mempunyai karakter sedimen yang berupa lumpur halus dengan permukaan hitam Abu-abu dan berbau busuk.
Bagian Tengah Teluk Jakarta
Dari hasil analisa menunjukkan bahwa kadar logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni) dalam sedimen yang ditemukan di perairan bagian Tengah Teluk Jakarta didominasi oleh logam Seng (Zn) seperti yang ada di bagian Barat Teluk Jakarta dengan urutan sebagai berikut Zn > Cu > Pb > Ni > Cd.
Hampir semua logam yang diukur ditemukan di perairan bagian Tengah Teluk Jakarta dalam jumlah relatif tinggi, kecuali cadmium (Cd) ditemukan dalam jumlah sangat kecil (< 0,001 – 0,09 ppm). Lokasi ditemukannya logam berat tersebut merupakan lokasi pembuangan limbah dari air balas dari kapal-kapal yang bersandar kapal-kapal yang selesai bongkar muat barang-barang yang diperlukan oleh industri dan masyarakat yang ada disekitar lokasi tersebut. Kadar logam Zn, Pb dan Cu yang cukup tinggi dapat dibuktikan bahwa sedimen tersebut mengandung cangkang biota bentik seperti cangkang kerang (molluska-bivalvia), pecahan karang, cangkang cacing tabung dari famili Chaetopteridae dan foraminifera dengan tinggi kadar logam tersebut, sehingga biota yang hidup didalam sedimen telah mati.
Hasil pengamatan logam berat Cu di perairan bagian Tengah Teluk Jakarta yang berkisar antara 3,36-50,65 ppm.Sedangkan kadar Zn di perairan bagian Tengah Teluk Jakarta berkisar anatara 71,13-230,54 ppm. Kadar logam Ni di perairan bagian Tengah Teluk Jakarta ini.
Bagian Timur Teluk Jakarta
Dari hasil analisa kadar logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni) dalam sedimen yang ditemukan di perairan bagian Timur Teluk Jakarta yang cukup tinggi pada umumnya adalah logam Seng (Zn) seperti yang ada di bagian Barat dan Tengah Teluk Jakarta dengan urutan sebagai berikut Zn > Cu > Pb > Ni > Cd.
Hampir semua logam yang diukur ditemukan di perairan bagian Timur Teluk Jakarta dalam jumlah relatip tinggi, kecuali cadmium (Cd) ditemukan dalam jumlah sangat kecil (< 0,001 – 0,35 ppm). Kadar logam berat yang cukup tinggi pada umumnya ditemukan pada lokasi-lokasi yang lebih dekat ke pantai, menunjukkan bahwa sumber logam tersebut berasal dari aktivitas di darat. Bagian Timur Teluk Jakarta kondisi sedimenya merupakan percampuran antara pasir berlumpur dimana komposisi sedimen tersebut berpori-pori cukup besar, dimana daya adsorbsi sedimen terhadap logam cukup rendah, sehingga kadar logam berat rendah.
Penyebab Tercemarnya Teluk Jakarta
Menumpuknya sampah di Teluk Jakarta diakibatkan oleh perilaku masyarakat di Jakarta dan sekitarnya yang dengan seenaknya membuang sampah ke sungai. Kesadaran masyarakat yang rendah ini mengakibatkan hampir seluruh sungai yang melintas di Jakarta menjadi semacam "tempat sampah". Apabila kita melintas di pinggir sungai-sungai itu, kita akan menyaksikan bagaimana masyarakat dengan tanpa rasa bersalah membuang limbah rumah tangganya ke dalam sungai tersebut.
Gambar 2.1 - Tumpukan sampah di pinggiran Teluk Jakarta |
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah, sebanyak 6500 ton sampah dihasilkan masyarakat dan pelaku industri di Jakarta per harinya (mencapai 2,8 km2 ). Dan sekitar 10 % dari jumlah tersebut tidak terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA), sehingga banyak tangan-tangan jahil yang akhirnya membuang sampah tersebut ke sungai. Dari keseluruhan sampah itu, 90 persennya langsung dibuang di 13 aliran sungai yang bermuara di perairan Teluk Jakarta. Akibatnya, ke 13 sungai di Jakarta ini mengalami pencemaran yang parah dan sampah-sampah ini bermuara di Teluk Jakarta.
Bayangkan ada berapa banyak sampah yang tidak tertampung di TPA setiap hari? 10% dari 6500 ton adalah 650 ton, apabila dirata-ratakan sampah yang dihasilkan kota Jakarta setiap harinya adalah 6500 ton, dan 650 ton tidak dapat tertampung di TPA, maka untuk sebulan akan ada 19500 ton sampah yang 'terlantar'. Dari 13 muara sungai yang bermuara di Teluk Jakarta, setiap hari menumpuk 161 ton sampah yang memenuhi area seluas 514 km2. Tercatat ada 161 ton sampah yang berasal dari 13 muara sungai mengalir ke Teluk Jakarta perharinya. Dan apabila sampah yang terlantar tersebut semuanya dibuang ke sungai dan terakumulasi di Teluk Jakarta, maka tak heran melihat kondisi Teluk Jakarta seperti sekarang ini, dipenuhi dengan sampah.
Bayangkan ada berapa banyak sampah yang tidak tertampung di TPA setiap hari? 10% dari 6500 ton adalah 650 ton, apabila dirata-ratakan sampah yang dihasilkan kota Jakarta setiap harinya adalah 6500 ton, dan 650 ton tidak dapat tertampung di TPA, maka untuk sebulan akan ada 19500 ton sampah yang 'terlantar'. Dari 13 muara sungai yang bermuara di Teluk Jakarta, setiap hari menumpuk 161 ton sampah yang memenuhi area seluas 514 km2. Tercatat ada 161 ton sampah yang berasal dari 13 muara sungai mengalir ke Teluk Jakarta perharinya. Dan apabila sampah yang terlantar tersebut semuanya dibuang ke sungai dan terakumulasi di Teluk Jakarta, maka tak heran melihat kondisi Teluk Jakarta seperti sekarang ini, dipenuhi dengan sampah.
Selain sampah, Teluk Jakarta juga terkotori dengan limbah. Terutama limbah industri yang berada di sekitar teluk. Sekitar 42 % Teluk Jakarta telah tercemar oleh limbah dari 21 industri yang ada di sekitarnya. Hal ini membuat air di Teluk Jakarta tercemar logam berat. Kondisi standar perairan hanya mengandung Pb (timbal) dan Cd (Cadmium) sebanyak 0,01 ppm (part per million). Sementara kadar logam berat di Teluk Jakarta telah melewati batas keadaan standar tersebut.
Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta Utara Iswardi, menuturkan buruknya pelaku industri dalam membuat Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana Penataan Lingkungan(RPL) ikut menambah pencemaran di Teluk Jakarta. Pencemaran tidak akan terjadi kalau pelaku industri membuat RKL serta RPL dengan baik. Teluk Jakarta semakin parah setelah menanggung beban sampah yang besar setiap hari.
Berdasarkan data yang ada, saat ini Teluk Jakarta dipenuhi sampah hingga 161 ton per hari yang memenuhi area seluas 514 km2. kadar COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biological Oxygen Demand) juga masih tinggi. Selain cara sembunyi, ada industri yang menggelontorkan limbahnya langsung ke laut.
26 November 2011
Teluk Jakarta
Teluk Jakarta adalah sebuah teluk di perairan laut Jawa yang terletak di sebelah utara provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Di teluk ini, bermuara 13 sungai yang membelah kota Jakarta. Teluk Jakarta yang luasnya sekitar 514 km2 ini merupakan wilayah perairan dangkal dengan kedalaman rata-rata mencapai 15 meter. Kepulauan Seribu yang terdiri atas 108 pulau adalah gugusan kepulauan yang berada di Teluk Jakarta.
Gambar 1.1 - Teluk Jakarta |
Teluk Jakarta sebagai perairan yang berada dekat dengan Jakarta sebagai ibukota dan area industri, merupakan salah satu perairan di Indonesia yang padat dengan banyak kegiatan manusia. Di perairan tersebut terdapat lokasi rekreasi (Ancol), beberapa industri atau pabrik, tempat penangkapan ikan oleh
nelayan Jakarta dan empat buah pelabuhan besar yaitu Pelabuhan Tanjung Priok, dua buah Pelabuhan Perikanan, dan juga Pelabuhan kayu. Di samping itu Perairan Teluk Jakarta juga merupakan badan air terakhir yang menampung limbah dari industri-industri dan pembuangan sampah yang ada di Jakarta dan sekitarnya yang membuang limbahnya secara langsung maupun tidak langsung yaitu melalui 13 sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta.
Berbagai permasalahan muncul, mulai dari matinya ratusan ribu ikan, udang, rajungan, biota laut dan banyak lagi penghuni ekosistem pantai dan laut, sampai dengan ribuan nelayan semakin miskin hidupnya karena hilangnya mata pencaharian mereka dan masalah kesehatan yang diderita oleh nelayan dan warga Jakarta yang mengonsumsi makanan laut. Bahan pencemar tersebut berupa logam berat misalnya logam berat seperti merkuri (Hg), Cadmium (Cd), plumbum (Pb).
Gambar 1.2 - Matinya ribuan ikan di Teluk Jakarta |
Langganan:
Postingan (Atom)